Islam Nusantara | Islam Nusantara NU | Islam Nusantara pdf Islam Nusantara Itu Apa | Islam Nusantara NU Online | Islam Nusantara dan Komitmen Kebangsaaan | Islam Nusantara Menurut Muhammadiyah | Islam Nusantara gus Muwafiq | Islam Nusantara Menurut UAS | Islam Nusantara menurut para Ahli | Tradisi Islam Nusantara | Islam Nusantara menurut NU |

Tawasul dalam Islam Nusantara ; Permohonan kepada Alloh dengan berwasilah dibenarkan oleh Alloh melalui Al-Qur’an

Tawasul dalam Islam Nusantara
Tawasul dalam Islam Nusantara

ياايهاالذين امنوااتقواالله وابتغوااليه الوسيلة   (5-المائدة :35)

 “Hai orang-orang yang beriman takutlah kamu kepada Allah dan carilah jalan kepada-Nya”  (QS. Al-Maidah : 35)

Ayat diatas merupakan dasar umat Islam di benarkan dalam berdoa kepada Allah dengan berwasilah (perantara). Namun dalam berwasilah ini perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1.    Berwasilah atau tawasul merupakan salah satu cara bentuk berdoa untuk menghadapkan diri kepada Allah Subhaanahu wa ta'aala,  yang menjadi tujuan  pokok dalam berdoa adalah Alloh Subhaanahu wa ta'aala , fihak yang dijadikan bukan lain sebagai washitoh untuk lebih mendekatkan diri kepada Alloh, tidak lebih dari pada itu.
2.    Fihak yang dijadikan wasilah (lantaran ) dalam memohon kepada Alloh dalah yang dicintai serta yakin bahwa fihak yang  dijadikan tersebut juga dicintai oleh Alloh Subhaanahu wa ta'aala.  
3.    Apabila fihak yang dijadikan wasilah itu diyakini dapat memberikan manfa’at/madhorot sejajar dengan kekuasaan Alloh maka orang yang berwasilah tersebut telah berbuat Syirik
4.    Orang berwasilah  berkeyakinan dan percaya bahwa dikabulkannya do’a atau ditolak hanya ada pada kekuasaan Alloh  secara mutlak, bukan pada sesuatu yang dijadikan wasilah tersebut.

Diantara hadits yang menerangkan bahwa umat islam dalam beribadah diperbolehkan dengan berwasilah seperti sabda Rasululloohi sholalloohu ‘Alaihi Wasallam :

اكثروا الصلاة علي فان صلاتكم علي مغفرة لذنوبكم واطلبوا الي الوسـيلة والدرجة الرفيعة فان وسيلتي عند رب شفاعة لكم  (رواه ابن عساكر عن حسن)

“Perbanyaklah membaca Sholawat kapadaku, maka sesungguhnya bacaanmu Sholawat kepada-ku itu merupakan ampunan atas dosa-dosa kamu sekalian, dan carilah wasilah kepadaku dan derajat yang tinggi. Maka sesungguhnya wasilahku di sisi Tuhanku itu merupakan syafa’at bagi kamu sekalian”. (HR Ibnu Asakir dari Hasan)

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemukan bentu-bentuk perbuatan yang berkaitan dengan wasilah, misalnya   :  orang sakit igin sembuh dari penyakitnya, kemudian mendatangi seoarang dokter untuk berobat supaya sembiuh dari penyakitnya, dalam hal ini seorang dokter hanya sebagai perantara (wasilah) saja, seandanya seseorang pasien mempunyai kepercayaan dan keyakinan bahwa dapat menyembuhkan penyakit itu, maka dengan kepercayaan dan keyakinan itu seseorang pasien tadi telah berbuat syirik menyekutukann Alloh dengan seoarang dokter.  Kalau ketepatan para dokter yang berdinas melaksanakan dirumah sakit, maka seisi rumah sakit termasuk dokternya adalah sarana dan prasarana penyekutuan kepda Alloh.  Sehingga   rum ah sakit dan apa saja berhubungan dengan rumah sakit tersebut adalah penyebab seseorang menjadi musyrik (menyekutukan Alloh) untuk itu harus dihentikan dihancurkan semua kegiatan yang berhubungan ramah sakit tersebut, demi kemurnian Iman kita kepada Alloh.
 Saya kira pendapat sepertri ini sangat  naif dan terlalu dini dalam menmgambil kesimpulan, mestinya  untuk menjaga   kemurnian  Iman kita kepada  Alloh (pada hakekat yang dapat menyembuhkan hanyalah Alloh) tidakmperlu kita menghancurkan rumah sakit dan sekaligus menghentikan semua kegiatan yangn berhubungan dengan rumah sakit,  tapi kepercayaan dan keyakinan pasien tersebut  yang kita luruskan sesuai dengan  Syari’at Islam

Regu tembak sebanyak 9 orang melaksanakan tugas eksekusi hukuman mati pada penjahat kalau ada orang mempunyai kepercayaan dan keyakinan bahwa senapan dapat membunuh orang, bukan Alloh maka orang tersebut adalah syirik karena hanya alloh yang dapat menghidupkan dan mematikan
Orang makan dan minum supaya mempunyai energi sehingga dapat melaksanakan aktifitas sehari hari baik yang berhubungan dengan Alloh maupun dengan manusia yang lain dan dalam hatinya mempunyai kepercayaan  dan keyakinan bahwa makanan dapat memberikan kekuatan, maka keyakinan seperti itu telah mensejajarkan makanan dengan Alloh dalam memberikan kekuatan, karena makanan ada  yang diperoleh dari sawah dan laut maka apapun yang berhubungan makanan itu harus dihentikan karena bertentangan dengan kaidah Islam dan dapat menyebabkan orang syirik kepada Alloh. Saya pikir orag yang berpendapat seperti itu sudah benar dalam satu sisi dan kurang bijaksana dalam sisi yang lain. Dianjurkan saja supaya menelaah kembali ajaran agama secara menyeluruh dan akhirnya  semoga kita di keluarkan oleh Alloh dari pendapat seperti  pendapat itu .
Sementara ada orang yang menentang wasilah dengan menggunakan ayat:

ما نعبد هم الا ليقربونا الى الله زلفى (5-الزمر:3 )

Kami tidak meyembah mereka (apa saja selain Alloh) kecuali supaya mereka itu mendekatkan kami kepada Alloh sedekat-dekatnya ( QS 5- Az zumar :3)

Kita dapat menolak pendapat tersebut, karena Ayat tersebut yang dijadikan dalih  oleh orang-orang musyrikin untuk menolak agama tauhid Alloh  yang dibawa oleh Rosul-Nya dan menganggap sama dengan  orang Muslim beribadah menghadap Ka’bah  dan ayat ini pula yang dijadikan menghukumi kaum Mu`minin untuk berwasilah.  Menghukumi wasilah dengan ayat ini sangat tidak tepat dan bukan pada tempatnya, karena orang musyrikin percaya dan yakin  bahwa  berhala itu dapat memberikan manfaat dan madhorot pada dirinya dan terbukti dengan menyembahnya, memberikan berbagai sesaji seperti penyembelihan hewan dan lain-lain dan mohon belas kasihannya.

Sedangkan orang yang berwasilah tetap mempunyai kepercayaan dan keyakinan bahwa bahawa Allohlah yang dapat mangabulkan / menolak  apa yang diharapkan dan wajib disembah sedangkan Ka`bah hanya ketetapan Alloh sebagai kiblat (arah menghadap) bagi kaum muslimin untuk melaksanakan sholat dalam rangka menyembah kepada Alloh.

Kalau mereka menganggap bahwa semua wasilah adalah syirik menyekutukan kepada Alloh apajadinya planet yang dihuni manusia ini sebab kita mengetahui bahwa di dunia ini semuanya mempunyai perantara. Rosululloh  mendidik umatnya ini berdasarkan wahyu dari Alloh melalui malaikat Jibril  kemudian para sahabat dapat melaksanakan wahyu Alloh melalui Rosululloh, para sahabat dalam menghadapi berbagai masalah selalu diberi petunjuk dan didoakan oleh Rosululloh karena banyak hadits shohih yang menunjukkan tentang hal ini. Kita umat Islam zaman sekarang dapat melaksanakan dan dan menerapkan isi Al-Qur`an dan tuntunan Rosululloh melalui para ulama terdahulu. Tidak pernah Rosululloh menolak permohonan itu dengan berkata hai kalian telah menjadi kufur  dengan cara permintaan kalian seperti itu , kamu semua telah menyekutukan Alloh, minta saja dengan tuhanmu !  karena tuhanmu sangat dekat dengan kalian.

ayat Al-Qur`an dan hadits shohih banyak yang menjelaskan di syari’atkannya wasilah,  sedangkan ayat yang diajukan untuk menghukumi wasilah keluar dari agama Islam secara tegas tidak ada.

Kesimpulan  :
1.    permohonan kepada Alloh dengan berwasilah dibenarkan oleh Alloh melalui Al-Qur’an.
2.  Orang yang menolak wasilah, adalah orang yang  buta dengan kenyataan, tidak mempunyai dasar yang kuat, dan menyalahi Al-Qur’an.
3. Orang yang memohon kepada Alloh dengan berwasilah percaya dan yakin bahwa yang mengabulkan atau menolak permohonannya hanya Alloh Subhaanahu wa ta'aala.
Orang yang memohon kepada Alloh dengan berwasilah percaya dan yakin bahwa yang diwasilahi dapat memberikan manfa’at atau madhorot disejajarkan dengan Alloh adalah perbuatan Syirik