Islam di Nusantara ; Tangis dalam Munajat Kepada Alloh Shubhanahu Wa Taala |
Tangis pada saat munajat
termasuk sebagian para Penceramah merupakah hal-hal yang dipermasalahkan dalam
masyarakat umum. Sebenarnya tangis itu sendiri termasuk sunnah dan kebiasaan
para Rosul, para Nabi dan para Shohabat dan orang yang dekat pada Alloh
Subhanahu wa Ta’ala.
Mari kita perhatikan ayat ayat
Al-Qur’an, Al-Hadits dan Aqwalul `ulama`
tentang tangis karena Alloh Subhanahu wa Ta’ala :
1. Ayat ayat Al-Qur an :
a. Firman Alloh Subhanahu wa Ta’ala yang menerangkan tangisnya
para Rasul dan Nabi :
اولئــك الذين أنعــم الله عليهــم من
النبـيـين من ذريـــة ادم ومـمــن حملنــا مــع نــوح ومن
ذريــة ابـــراهيــم واســرائــيــل وممـن
هـدينــا واجتبــينــا اذا تـتــلى عليهــم ايـــت
الــرحمـن خــروا ســجـــدا
وبكـيـا (19- مريم : 58 )
“Mereka itu
adalah orang-orang yang diberi ni`mat oleh Alloh dari para nabi dari keturunan
Adam dan orang orang yang Kami muat (dalam perahu) bersama Nabi Nuh, dan dari
keturunan Nabi Ibrohim dan Isroil, dari orang-orang yang Kami beri petunjuk.
Dan Kami pilih, apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Alloh Maha Pengasih,
mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis".
(QS 19- Maryam : 58)
b. Firman Alloh Subhanahu wa Ta’ala tentang menangisnya para
sahabat.
ويخـرون لـلأ ذقـان يبكــون
ويــزيــدهــم خشـوعـا (17- الاسرء : 109 )
“Dan mereka
menyungkurkan muka sambil menangis dan mereka bertambah khusu” ( QS. 17
Al-Isro: 109 )
Yang dimaksud “mereka” ialah
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan (dalam ayat sebelumnya / 107)
c. Firman Alloh Subhanahu wa Ta’ala berisi kecaman bagi
orang yang tidak menangis :
افمن هذا الحـديث تعــجبــون وتـضـحـكــون ولا تبـكــون . وانتـم سـامـدون . (53- النجم
: 59-61)
“Apakah kamu
merasa heran terhadap pemberitaan ini dan kamu menertawakan dan tidak menangis,
sedangkan kamu melengahkan” (QS. 53- An Najm
59-61)
2. Al -Hadits
a. Sabda Nabi Shollallohu `alaihi wasallam :
لا يلـج النار رجل بكى من خشية الله حتى يـعــود اللــبن فى الضـرع (روه الترمذى عن ابى هريرة )
“Tidak akan
masuk neraka seorang laki laki (juga perempuan) yang menangis karena takut
kepada Alloh sehingga ada air susu masuk kembali pada kantongnya”. (HR. At
Tirmidzi dari Abu Huroirota / shohih).
b. Sabda Nabi Shollallohu `alaihi wasallam
أملك عليك لسانـك وليسـعك بيـتـك وابـك على خطيئتـك (روه الترمذى عن عقبة بن
عامر- حسن)
“Kuasailah (jagalah) lesanmu,
luaskan rumahmu dan tangisilah kesalahanmu” (HR At-Turmudzi dari Uqbah bin Amir / Hasan )
c. Sabda Nabi Shollallohu ‘alaihi wasallam
عينان لا تمسهمـا النار : عــين بكــت
من خشـية الله وعــين بـاتـت تحــرس فى سبيل الله ( رواه الترمذى عن ابن عبس/ صحيح )
“Dua mata yang
tidak terkena api neraka : mata yang menangis karena takut kepada Alloh dan
mata semalaman tidak tidur karena berjaga dalam perjuangan Alloh“ (HR
At-Turmudzi dari Ibnu Abas / Shohih ).
d. Sabda Nabi Shollallohu `alaihi wasallam
يا أيهـا الناس أبكــو ا فـان لم تبـكـــوا فتبـاكــوا (رواه ابو دود)
“Hai manusia,
menangislah, apabila kamu tidak bisa menangis berusahalah bisa menangis”
(HR Abu Dawud) ( dalam kitab Jami`ul
ushul halaman 263 –264)
3. Aqwalul Ulama
a. Kata Syekh Dhiya-uddin Ahmad Musthofa dalam kitabnya
Jami`ul Ushul hal. 264 :
واعلم ان البكـاء من خشية
الله من ادل الأدلــة على الخــوف من الله
والمـيـل الى الأخـرة . والـجالب للبكـاء شيئان : الخـوف
من الله والـنــدم على ما سلـف
من التـفــريـط والتـقصـير .
واعظـم سبه المحبة
“Katakanlah
bahwa menangis karena takut Alloh suatu pertanda yang kuat menunjukkan takutnya
kepada Alloh dan condongnya terhadap kehidupan akhirot. Dan yang mendorong
timbulnya tangis ada dua : takut kepada
Alloh Subhanahu wa Ta’ala dan menyesali atas perbuatan yang berlebihan dan
penyalahgunaan yang telah dilakukan. Namun sebab yang paling kuat menimbulkan
tangis adalah mahabbah (cinta) kepada Alloh wa Rosuulihi Shollallohu `alaihi
wasallam”.
b. Kata Syekh Fudheil bin Iyadl,
Rodliyalloohu Anhu ;
ويحـكم ليس هذا زمـان حــديث , ا نما هذا زمــان بــكـاء وتضـرع
واستكـانة ودعـاء كــدعاء
الغــريــــق (احياء جزء 3 /183)
“Celaka kamu ! Saat ini bukan
saatnya berbicara, akan tetapi saat ini adalah saatnya menangis, berdepe-depe
(menunduk, mencari ketenangan dan berdoa seperti do’anya orang yang tenggelam (
dalam air ) ( Ihya` III/ 183 )”.
c.Kata Syekh Ishaq At-Tujibi RA
:
كان اصحـاب النبى صلى الله عليه وسلم بعده لا يذكرونه الاخشعـوا واقشعـرت جلـودهم وبكـوا, وكذلك كـثير من التابعـين . (
الشفاء:20)
“Para Shohabat Nabi Shollallohu
`alaihi wasallam setelah wafat Beliau tiada menyebut / mengingat beliau
melainkan mereka berkhusu', berkerut (gemetar) kulitnya dan menangis. Begitu
juga sebagian besar para tabi'in” (As- Syifa` hal 20)
a. Dalam kitab “Al Majalisus Saniyah” dalam Majelis ke –28,
ada sebuah Hadits :
اذا اشتبكـت الاصـوات واحتلـفت
اللغـات وأشار الـخلـق بالأكـف
الى رب السمـوات واشتـدالبكاء وعلا النــداء
وظـهــر الحنـين واشتـد
الأنــيــن وانمـــهـلـت العيون بأبـلــغ العــبرات
وأخـلــصــوا التــوبـة من سـوء الــمويقـات اطلــع
الله جل جلا له فيقــول :
ملائـكـتى انى اشوق
الى دعائـهـم من الــظــمآن
الى الماء البارد.
“Apabila
suara-suara sudah menjadi tidak jelas, ucapan-ucapan berbeda beda, orang-orang
mengangkat tangannya kepada penguasa langit, suara tangis telah menjadi-jadi,
seruan (nida) telah menjulang tinggi, ratapan dan rintihan telah membahana, air
mata telah bercucuran karena mendalamnya kesan, dan mereka bertaubat dengan
sepenuh dari perbuatan maksiat yang menghancurkan amal, maka (saat itulah)
Alloh Subhanahu wa Ta’ala memberitahu kepada Malaikat seraya berfirman : “Hai
malaikat-Ku sesungguhnya Aku lebih merindukan (menantikan) do'a-do'a mereka
dari pada orang yang sangat haus menantikan air dingin”.
b. Kisah tangis di muka Umum
Benar-benar telah terjadi pada
zaman dahulu dalam mejelis pengajian, lebih dari satu orang meninggal dunia
karena nasehat seorang ulama’ yang memberikan ceramah, sebagaimana telah
diceritakan oleh kebanyakan Ulama’ Salaf R.a. Salah seorang dari mereka
(jamaahnya pengajian majelis ulama salaf) menghadiri mejelis (pengajian)
Dzun-Nun Al-Mishri R.a. di sebuah lapangan di Mesir dan bilangan jumlah
Jamaahnya sekitar tujuh puluh ribu orang.
Dzun Nun Al-Mishri Ra.
menerangkan tentang mahabbah (cinta) kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala, hal-hal
yang berhubungan dengan orang-orang yang mencintai-Nya, dan sifat-sifat mereka.
Pada saat itu, ada sebelas orang yang meninggal dunia sebab hati mereka merasa
terbakar oleh ceramah Dzun Nun dan riuh manusia dengan suara pekikan dan
tangisan. Banyak orang yang jatuh dalam keadaan tidak ingat dan tidak sadar
pada hari itu. Salah seorang muridnya berkata, wahai Abul Faidl ! “Tuan telah
membakar hati orang banyak dengan kecintaan kepada Alloh.” Maka, Dzun Nun mengaduh dengan sangat dan
merobek bajunya menjadi dua bagian, seraya berkata, “aduh”, orang-orang yang
benar mahabbah kepada Alloh adalah orang-orang yang telah menebus jaminan
mereka, mata mereka telah mencucurkan air matanya. Mereka telah setuju tidak
akan tidur, sehingga mereka meninggalkan tidurnya. Malam mereka adalah malam
yang panjang, namun tidur mereka hanya sebentar kekuatan mereka tidak lenyap,
kesedihan tetap ada, perkara-perkara mereka sulit, air mata mereka mengalir,
mata mereka tetap menangis, pelupuk mata mereka terluka. Sungguh-sungguh zaman
telah memusuhi mereka. Keluarga dan tetangga mereka berbuat kasar kepada
mereka. Sungguh hati mereka telah terbakar oleh kecintaan kepada Alloh, minuman
mereka bersih dari kotoran. Tidak diragukan lagi, sesungghnya mereka telah
diberi minum oleh Tuhan mereka dan telah mencapai harapanya.
Mari kita awali munajat denganbacaan Al fatihah 3 kali dan memperbanyak pendekatan dan sadar kepada
Alloh Wa Rosuulihi Sholalloohu ‘alaiihi Wa Sallam, dengan harapan munajat yang
kita lakukan benar2 di ridhoi Alloh Shubhanahu Wa Ta’ala.
وباالله التوفيق والهداية ومن رسول الله صلىالله عليه وسلم
الشفاعة
والتربية ومن غوث هذا الزمان النظرة والبركة